Jumat, 02 Desember 2011

Untaian Kalimat Untuk Para Perindu Surga

“Surga dikelilingi dengan onak dan duri, sementara Neraka dikelililngi dengan sesuatu yang disenangi hawa nafsu” HR. Muttafaq ‘Alaihi

Ketika Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan Surga dan Neraka, Allah memerintahkan Jibril untuk melihat keduanya. Pertama Jibril diperintahkan untuk melihat Surga. Allah bertanya kepada Jibril, bagaimana dengan Surga? Jibril menjawab : “Ya Allah, Demi kemuliaan-Mu tidak ada dari hamba-Mu yang mendengarkan tentang Surga kecuali mereka akan memasukinya”. Kemudian diciptakanlah jalan-jalan ke Surga dan ternyata jalan-jalannya dipenuhi dengan onak dan duri. Setelah itu Allah memerintahkan Jibril untuk melihat Surga yang kedua kalinya. “Wahai Jibril bagaimana tentang Surga?”. Ya Allah sungguh saya takut kalau tidak ada dari hamba-Mu yang akan memasukinya meskipun seorang”.

Surga adalah kediaman bagi para pemenang. Dia adalah tempat kembali bagi setiap yang takut kepada ilahi. Di dalamnya ada bidadari yang bermata jeli. Yang senantiasa melayani suaminya dengan penuh kasih. Di sana juga ada mata air yang senantiasa mengalir. Ada sungai-sungai. Sungai susu, khamr dan madu, yang airnya tidak akan pernah kering. Di dalam Surga ada istana yang terbuat dari emas yang kerikilnya adalah permata. Subhanallah betapa indah Surga itu. Tidak ada kata-kata yang sanggup menggambarkan keindahannya. Tidak ada lisan yang mampu melukiskan keelokannya. Hingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menggambarkan tentang Surga “sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah di dengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam pikiran manusia”.

Demikianlah Surga dengan segala kenindahannya. Oh, betapa kami ingin menjadi penghuninya.

Saudara dan saudariku yang dimuliakan oleh Allah

Namun apakah Surga yang mahal itu mampu diraih hanya dengan bersantai santai dan berleha leha saja? Tentu saja tidak. Surga itu diraih dengan berjuang, dengan bersusah payah, dengan berkorban jiwa, harta, waktu, pikiran dan sebagainya. Demikianlah sunnatullah, semakin berharga sesuatu semakin susah pula mendapatkannya. Perjalanan ke Surga itu pahit karena Surga itu manis.

Hal itulah yang menguatkan jiwa seorang Bilal dalam mempertahankan agamanya. Orang-orang kafir Quraisy menyiksanya dengan meletakkan batu di atas dadanya pada padang pasir yang sangat panas dan di bawah terik matahari yang sangat menyengat. Dia dipaksa untuk keluar dari agamanya. Namun keimanannya bagaikan batu karang yang tak bergeming diterpa ombak. Ahad, ahad, ahad. Kalimat itulah yang senantiasa dilantunkannya tatkala disiksa.

Di sana juga ada Ammar bin Yasir. Ketika orang-orang kafir Quraisy mengetahui keislaman mereka, merekapun disiksa dan dianiaya. Segala bentuk siksaan dirasakan kepada mereka. Hingga ketika orang–orang kafir Quraisy telah lelah dalam menyiksa, merekapun membunuh keluarga tersebut kecuali Ammar.

ALLAHUMMAJ’ALNA MIN AHLIL JANNAH. AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan poskan komentar anda, hatur nuhun sebelumnya .. :)